Bocah Penderita Hidrosefalus di Papua Butuh Bantuan - YOPEN TERO TABUNI S,Kep.Ns

Selasa, 20 Maret 2018

Bocah Penderita Hidrosefalus di Papua Butuh Bantuan


https: img.okeinfo.net content 2016 04 07 340 1356471 bocah-penderita-hidroselafus-di-papua-butuh-bantuan-WVPqc12SUx.jpg
Lidya Kogoya saat digendong neneknya Hiber Wenda (Edy Siswanto/Okezone) 

SENTANI - Lidya Kogoya, seorang anak berumur dua tahun membutuhkan biaya operasi untuk mengobati penyakit hidrosefalus atau kelebihan cairan di kepala. Saat ini, lantaran tidak ada biaya, ia dirawat di rumah neneknya di Kampung Sereh Pos 7, Kabupaten Sentani, Jayapura, Papua.
Hiber Wenda (54) nenek yang merawat Lidya, saat ditemui di kediamannya mengatakan, gejala hidrosefalus yang diderita Lidya diketahui sejak lahir. Saat itu, ukuran kepala cucunya lebih besar dari ukuran tubuhnya.“Waktu lahir kepalanya seperti air yang diisi di dalam kantong plastik. Ia tidak bisa tidur dan tidak seperti manusia karena mukanya lain dan tidak normal,” ujar Hiber, Kamis (7/4/2016).
Lebih jauh ia menuturkan, banyak orang yang menyarankan agar dirinya membuang Lidya. Meski demikian, ia tidak mau dan lebih memilih untuk merawat Lidya.
“Dulu orang bilang saya buang saja, tapi karena dia masih bisa makan dan bergerak saya rawat dia. Saya sayang saya punya cucu,“ ucapnya.
Seiring pertumbuhannya Lidya, ukuran kepalanya semakin bertambah besar hingga timbul kekhawatiran dan akhirnya diputuskan untuk membawa Lidya ke Rumah Sakit.
"Akhirnya saya ke RSUD Yowari Sentani. Dan para dokter yang memeriksanya mengatakan, 'jika Lidya menderita hidrosefalus dan menyarankan agar Lidya dioperasi'. Namun karena keterbatasan biaya, maka niat untuk operasi batal dilakukan, “ papar Hiber.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Hiber hanya mengandalkan pendapatan dari berjualan Noken, yaitu tas anyam khas Papua. Namun dari hasil penjualan tersebut hanya bisa cukup biaya hidup sehari-hari.
Ia juga tidak memiliki Kartu Papua Sehat (KPS) yang semestinya merupakan kewajiban bagi pemerintah jaminan kesehatan bagi orang Papua.
“Saya tak punya biaya untuk operasi. Saya tak mampu menyediakan dana yang begitu besar. Buat makan sehari-hari saja sulit. Saya juga tidak punya Kartu Papua Sehat. Jadi ya kita pasrah,” katanya.
Lidya merupakan anak yatim karena sang ibu meninggal saat melahirkannya, sedangkan ayahnya pergi dan tak pernah memeberi kabar.
Hidrosefalus merupakan penyakit yang mengakibatkan pembesaran pada bagian kepala dan disebabkan oleh penumpukan cairan di dalam otak anak.(fzy)

Tidak ada komentar: