Emas Berlimpah di Papua, Suku Korowai Mati Karena Sakit yang Tidak Diperhatikan - YOPEN TERO TABUNI S,Kep.Ns

Senin, 19 Maret 2018

Emas Berlimpah di Papua, Suku Korowai Mati Karena Sakit yang Tidak Diperhatikan


Gambar terkait
Warga Korawai 


Meskipun diklaim sebagai salah satu provinsi yang bergelimang harta kekayaan alam, sektor kesehatan di Tanah Papua hingga saat ini masih menjadi salah satu yang terburuk.
Terbukti dengan puluhan jiwa dari suku korowai yang berdiam di Kabupaten Mappi, Provinsi Papua meninggal dunia hanya karena sakit yang tak pernah mendapatkan perhatian dari pemerintah pusat dan juga pemerintah provinsi Papua.
“Setiap tahun ada sekitar 60 orang meninggal dari suku Korowai akibat sakit yang tidak pernah mendapat pelayanan kesehatan,” kata Ketua Tim Peduli Kesehatan dan Pendidikan (TPKP) Rimba Papua, Norberd Kemi Bobii, saat berdemo di kantor Dinas Kesehatan Provinsi Papua di Jayapura dilansir Antara, Rabu (29/3).
Disinggung soal buruknya pelayanan kesehatan di wilayah Kabupaten Mappi terlebih khusus yang menimpa suku korowai, Kepala Dinas Kesehatan Papua Aloisius Giyai menyatakan bahwa memang dalam beberapa tahun terakhir ini ditemukan angka kematian karena sakit di wilayah Kabupaten Mappi sangat tinggi.
Pelayanan kesehatan yang belum maksimal juga menurutnya dikarenakan oleh beberapa faktor, infrastruktur salah satunya.
“Kira-kira ini tanggung jawab siapa? Karena sejak 2013 seluruh dana otonomi khusus ke kabupaten, lalu dana-dana kesehatan itu dipakai untuk apa saja, karena Dinkes Papua sudah tidak melaksanakan program layanan langsung ke masyarakat atau wilayah puskesmas tapi hanya fungsi pengawasan dan bimtek petugas kesehatan,” ujarnya.
Aloisius juga menuding bahwa Suku Korowai sengaja ditelantarkan oleh pemerintah kabupaten tertentu.
“Karena Korowai ini berada di beberapa kabupaten sehingga bisa saja kurang serius diperhatikan oleh kabupaten tertentu,” ujarnya.


Suku Korowai merupakan salah satu suku yang hingga saat ini masih terisolir dan paling banyak menghabiskan hidup mereka di atas pohon sejak ditemukan sekitar tiga puluh tahun yang lalu.

Tidak ada komentar: