Minum Teh dan Kopi bisa Memicu Anemia - YOPEN TERO TABUNI S,Kep.Ns

Senin, 19 Maret 2018

Minum Teh dan Kopi bisa Memicu Anemia

Minum Teh dan Kopi bisa Memicu Anemia
 Ilustrasi anemia. Getty Images/iStockphoto

Perempuan lebih cenderung berisiko terkena anemia ketimbang laki-laki, karena mengalami menstruas
Beri jeda setidaknya dua jam setelah makan jika mau minum teh.
Anemia merupakan salah satu penyakit yang cenderung dialami perempuan, tapi kerap disepelekan. Padahal, jika dibiarkan, anemia akan berlanjut dari masa remaja, hamil, dan menurun pada bayi. Sayangnya, Tablet Tambah Darah (TTD) sebagai solusi jangka pendek mengatasi anemia jarang disukai para remaja putri dan ibu hamil karena memiliki efek samping sementara.

WHO menyebut anemia sebagai keadaan kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari nilai normal. Dapat juga diartikan sebagai kondisi saat jumlah sel darah merah atau kapasitas pembawa oksigen tidak mencukupi untuk kebutuhan fisiologi tubuh. 

Perempuan dewasa tidak hamil dapat dikatakan anemia apabila konsentrasi Hb dalam tubuhnya <12 adalah="" anemia="" antara="" banyak="" darah.="" dengan="" diketahui="" dl.="" dl="" g="" hamil="" ibu="" ini="" masyarakat="" menyamakan="" mereka="" pada="" persepsi="" sehingga="" sementara="" seringkali="" span="" tak="" tekanan="" tensi="">

“Sering para ibu hamil anemia mengelak dengan mengatakan tensi mereka normal. Padahal itu dua hal yang berbeda,” kata Prof. dr. Endang Laksminingsih, MPH., Dr.PH, ahli gizi sekaligus Kordinator Positive Deviance Resource Center (PDRC). Lembaga di bawah naungan Universitas Indonesia ini fokus menggali masalah nutrisi dan kesehatan. Hemoglobin terbentuk dari gabungan protein dan zat besi (Fe) yang ada di dalam sel darah merah. Kekurangan salah satu dari Fe, protein, asam folat, dan vitamin B12, vitamin A menyebabkan kadar hemoglobin juga berkurang. Kondisi inilah yang dinamakan anemia. Sementara itu, tekanan darah merujuk pada tekanan yang dihasilkan pompa jantung untuk menggerakkan darah ke seluruh tubuh. 
Dalam satu molekul Hb terdapat empat Fe yang masing-masing mengikat satu oksigen. Oksigen dalam Hb itu kemudian diedarkan ke seluruh tubuh untuk mengaktifkan fungsi otot dan otak. Jika seseorang terkena anemia, ia tak hanya bisa mengalami lemas dan lesu, tapi juga penurunan potensi kecerdasan.

Prevalensi anemia berdasar Riskesdas 2013 menyerang 28,1 persen balita Indonesia, 27,7 persen pada anak usia sekolah. Sementara itu, kemunculannya pada remaja putri lebih dari 15 tahun mencapai 22,7 persen. Jumlah ini bertambah banyak pada ibu hamil sebanyak 37,1 persen.

Endang melanjutkan, semestinya jumlah Hb mulai ditata sejak perempuan mencapai masa remaja, atau setelah mengalami menstruasi. Tujuannya, agar Hb saat mencapai masa kehamilan tetap cukup. Masa kritis pembentukan organ tubuh janin berada di 8 minggu pertama kehamilan. Sayangnya, di masa itu banyak ibu belum menyadari kehamilannya, sehingga mereka banyak menderita anemia. Mereka tak menyadari bahwa di masa itulah gizi dalam tubuhnya diambil janin untuk berkembang. 
Jika ibu kekurangan Hb, janin akan menyesuaikan dan berkembang tanpa Hb cukup. Kelak, mereka juga akan menderita anemia seperti ibunya. Masalahnya, kekurangan zat gizi di awal kehamilan takremaja]  bisa diperbaiki di bulan berikutnya. Perempuan harus mempersiapkan sebelum hamil.

“Perempuan remaja yang tidak anemia sewaktu hamil berisiko anemia karena kebutuhan meningkat tajam. Apalagi yang [sejak anemia,” katanya.

Itulah alasan di balik prevalensi penderita anemia yang meningkat dari perempuan remaja ke ibu hamil. Selain anemia yang menurun pada anak, anemia pada ibu hamil juga bisa menyebabkan bayi lahir dengan berat rendah, prematur, dan pendarahan. Kebiasaan Buruk Penyebab Anemia
Pernahkah Anda sengaja meminum teh hijau setelah makan dengan maksud meluruhkan lemak tubuh? Atau Anda memang punya kebiasaan minum teh, kopi, atau susu setelah makan?

Ternyata, dua hal tersebut bukan merupakan kebiasaan baik. Meminum teh, kopi, dan susu setelah makan justru membuat tubuh kehilangan Fe yang berujung pada anemia. Tanin dan phitat yang ada pada teh dan kopi serta kalsium dan fosfor dalam susu dapat mengikat zat besi sehingga sulit diserap. 

Untuk itu, penting memberi jarak waktu setidaknya dua jam setelah makan jika ingin meminum teh, kopi, atau susu. Anemia paling banyak diakibatkan oleh kekurangan zat besi sebanyak 60-70 persen. Ia juga bias disebabkan kekurangan protein, asam folat, dan vitamin B12, vitamin A.

Sayangnya, tanpa tes darah, anemia sulit dideteksi karena memiliki gejala serupa defisiensi zat gizi lain. Gejalanya: kulit pucat, mata kekuningan, otot lemas, pusing, pingsan, lelah, serangan jantung, dan limpa membesar. 
Untuk menghindari anemia, dalam jangka pendek, para remaja putri dan ibu hamil mesti memakan makanan kaya zat besi sejak mereka mulai menstruasi. Atau, mengkonsumsi tablet tambah darah (TTD). 

“Saat menstruasi, sel darah merahnya keluar, otomatis segala zat yang ada di sana termasuk Fe, protein, dan lain-lain, juga ikut keluar,” papar Endang.

Selain menstruasi, beberapa penyebab anemia lain adalah infeksi. Misalnya cacingan, malaria, TBC, HIV/AIDS. Atau penyakit hemolitik seperti thalasemia. Konsumsi TTD pada remaja dapat diberikan dengan jangka seminggu sekali, sementara pada ibu hamil akan diberikan 90 TTD selama kehamilan. 

Konsumsi TTD tak membahayakan, karena tubuh dapat mengatur penyerapan besi. Jika jumlah zat besi mencukupi, kelebihannya akan dibuang melalui feses. Yang menjadi masalah, tak banyak perempuan mau mengkonsumsinya, karena TTD menyebabkan mual, muntah, perut perih, sembelit, feses berwarna hitam, dan konstipasi. 
Sumber : tirto.id

Tidak ada komentar: