59 balita di Asmat
meninggal akibat gizi buruk dan campak. Kejadian ini lebih banyak disebabkan
kondisi derajat kesehatan masyarakat yang menurun akibat rendahnya asupan gizi
maupun rendahnya imunisasi campak.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Aloysius Giyai menyebutkan sebanyak 59 balita di Kabupaten Asmat meninggal dunia karena terkena campak. Mereka juga mudah terserang penyakit karena gizi buruk.
"Dari informasi atau data dari Dinkes Kabupaten Asmat yang terbaru yang kami terima pada Senin (16/1), sebanyak 59 balita meninggal karena campak, terhitung sejak September 2017 hingga 15 Januari 2018," kata Aloysius di Jayapura, Senin.
Menurut dia, kematian balita ini terjadi di enam distrik yang masuk di Kabupaten Asmat. Kejadian ini lebih banyak disebabkan kondisi derajat kesehatan masyarakat yang menurun akibat rendahnya asupan gizi maupun rendahnya imunisasi campak.
Sebenarnya, kata dia, pada 2015, imunisasi yang dilakukan di Kabupaten Asmat mencapai 110 persen, tetapi dua tahun terakhir menurun.
"Kami di Dinas Kesehatan Provinsi maksimal sudah melaksanakan tugas kami sesuai dengan kewenangan kami baik itu pendampingan, monitoring, maupun pengendalian," ujarnya.
Aloysius mengatakan, perkiraan atau potensi terjadinya wabah campak di daerah Asmat sudah diperingatkan sebelumnya.
"Saya sendiri sudah dua kali ke Kabupaten Asmat didampingi oleh Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinkes Papua dr Aaron Rumainum, dan hal-hal ini saya sudah sampaikan," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Dinkes Provinsi Papua dr Aaron Rumainum mengatakan, Dinkes Asmat sudah mengirim tim ke beberapa distrik yang terserang campak untuk melakukan pelayanan kesehatan.
"Sudah dilakukan vaksinasi campak oleh Dinkes Asmat pada 9 Januari 2018. Tim Asmat sudah kembali ke Asmat pada Sabtu (13/1)," ujarnya.
Aaron menyebutkan, hasil dari tim yang diturunkan oleh Dinkes Asmat, yakni di Distrik Suator dan Kolofbrasa, tim melayani sembilan kampung dan 933 anak, kasus campak hanya tiga dan lima orang anak yang dicurigai campak.
Distrik Fait dan Distrik Aswi melayani 16 kampung, melayani 1.724 pasien di antaranya 407 balita, 101 anak terkena campak, tujuh orang gizi buruk dan meninggal 22 orang anak.
Distrik Pulau Tiga wilayah Nakai, ditemukan kasus campak sebanyak 63 anak terkena campak, 101 anak yang diimunisasi, empat orang anak dirujuk ke RSUD Agats, dan empat orang anak meninggal.
Masih di Distrik Pulau Tiga wilayah Ao, balita yang divaksin sebanyak 93 orang, tidak ada campak dan tidak ada gizi buruk. Masih di Distrik Pulau Tiga wilayah Kampung Kapi, tiga orang anak terkena campak, sebanyak 105 anak yang divaksinasi campak, dua orang anak yang meninggal.
Kampung As, Distrik Pulau Tiga, pasien anak yang diobati sebanyak 28 orang anak, yang divaksin sebanyak 71 anak, anak yang meninggal sebanyak 23 anak, dua orang anak ditemukan gizi buruk.
Distrik Jetzi, yang dilayani empat kampung, jumlah anak yang dilayani sebanyak 320 anak, yang terkena campak sebanyak 112 anak, tidak ada laporan kematian. Distrik Siret, sebanyak lima kampung yang dilayani, sebanyak 754 anak dilayani, anak terkena campak sebanyak 108 anak.
Dia menambahkan, ada empat faktor yang memperberat campak, yakni gizi buruk, gizi kurang, kurang vitamin A, kemudian HIV dan keterlambatan penanganan. Koplikasi campak yang dapat menyebabkan kematian adalah pnemonia/radang paru-paru dan diare.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar