Orang tua dan anak-anak di Kabupaten Asmat. (KabarPapua.co/Liza Indriyani)
Jayapura – Kejadian luar biasa (KLB) gizi buruk dan wabah campak di Kabupaten Asmat yang telah menewaskan puluhan anak-anak Papua menjadi pintu masuk melihat bobroknya pelayanan pemerintah kepada rakyatnya. Sebab jika ini dibiarkan, suatu saat ada generasi Papua yang putus dan hilang.
Keprihatinan ini cukup beralasan. Sebab ternyata, selain anak-anak Papua di Kabupaten Asmat yang didera gizi buruk dan akhirnya tewas, tapi juga ada 16 wilayah kabupaten lainnya di Papua, yang anak-anaknya berpotensi mengalami hal serupa akibat menderita gizi kurang dan terkena gizi buruk.
Inilah 16 wilayah kabupaten di Papua yang berpotensi warganya menderita gizi buruk, yakni Yahukimo, Pegunungan Bintang, Nduga, Tolikara, Lany Jaya, Puncak, Puncak Jaya, Mamberamo Raya, Mamberamo Tengah, Waropen, Supiori, Dogiyai, Intan Jaya, Paniai, Yalimo, dan Deiyai.
Untuk itu, Gubernur Provinsi Provinsi Papua, Lukas Enembe dalam kegiatan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) se-Provinsi Papua, di Kota Jayapura, Papua, Rabu 7 Februari 2018 mewanti-wanti para bupati yang daerahnya berpotensi gizi kurang atau gizi buruk untuk lebih fokus memperhatikan rakyatnya, terutama di bidang kesehatan.“Bupati-bupati pada kabupaten ini harus hati-hati. Penanganan harus cepat. Jangan sudah terjadi, baru kerja. Tolong perhatikan masalah ini, karena potensi ini akan terjadi terus,” jelas Lukas.
Menurut Lukas, cakupan imunisasi lengkap di Papua baru mencapai 58 persen di tahun 2017 dibanding dengan target nasional 95 persen dan kasus gizi buruk 7,4 persen di tahun 2017. “Ini permasalahan yang kita hadapi. Bagaimana bisa di kabupaten kita bisa ada gizi buruk?” katanya dengan nada tanya. (Liza Indriyani)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar