Ilustrasi kapal rumah sakit TNI AL. FOTO ANTARA/Jimmy Ayal.
TIMIKA - Untuk membantu percepatan penanganan wabah campak dan gizi buruk di Papua, Markas Besar Tentara Nasional Indonesia mempertimbangkan untuk mengerahkan kapal rumah sakit TNI, yaitu KRI Yos Sudarso .
Meski sudah ditangani lintas sektor Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, pengerahan KRI Yos Sudarso ke Asmat masih dimungkinkan untuk bakti sosial atau bakti kesehatan.
"Rencana itu ada. KRI Yos Sudarso bisa juga kita kerahkan ke sini dalam rangka memperkuat bakti kesehatan atau bakti sosial," kata Marsekal Hadi seperti dilansir Antara, Kamis (1/2).
Dalam lawatan kerjanya ke Kabupaten Asmat, Kamis (1/2), Panglima TNI bersama rombongan menggunakan Pesawat untuk melihat keadaan geografis dari udara.
"Saya melihat dari udara muara sungai di Asmat itu lebar-lebar sehingga bisa dilintasi oleh kapal rumah sakit TNI," ujarnya.
Setelah melihat kondisi nyata di Asmat, Panglima TNI mengaku akan membuka komunikasi dengan berbagai instansi perihal penyediaan sarana dan teknologi informasi di wilayah terpencil.
Dia mengatakan, kalau bisa segera dipasang VSAT di beberapa lokasi menjadi stasiun bumi kecil milik TNI untuk memudahkan akses informasi dari kampung-kampung terpencil ke pusat. VSAT merupakan stasiun penerima sinyal dari satelit dengan antena penerima berbentuk piringan dengan diameter kurang dari tiga meter.
"Saya akan mendorong agar Kementerian Kominfo bisa membantu penyediaan BTS (Based Transceifer Station) menggunakan tenaga surya sehingga dapat memudahkan warga untuk melakukan komunikasi jika terjadi hal-hal yang sifatnya penting dan mendesak," kata Marsekal Hadi.
Panglima TNI juga tetap memerintahkan Satgas Kesehatan Terpadu untuk menggelar kegiatan di Asmat selama kurun waktu 270 hari atau hampir satu tahun ke depan.
Selama kunjungan sehari di Asmat, Panglima TNI bersama rombongan menemui anak-anak yang masih dirawat di RSUD Asmat di Kota Agats.
Panglima TNI juga meninjau Posko Tim Kesehatan Terpadu dan menerima laporan soal penanganan pasien campak dan gizi buruk yang telah dilakukan oleh Tim Kesehatan Terpadu.
Hadi mengatakan Tim Kesehatan Terpadu telah menangani lebih dari 600 anak-anak dan balita yang terserang campak dan gizi buruk selama operasi kemanusiaan di Asmat.
Selain itu, sebanyak 13.336 orang, terutama anak-anak dan balita yang bermukim pada 224 kampung atau desa telah diberikan vaksinasi campak.
Jumlah pasien yang kini berobat atau dirawat di RSUD Asmat juga telah berkurang drastis, tinggal beberapa orang saja.
Wabah campak dan gizi buruk melanda Asmat sejak September 2017 hingga awal Januari 2018.
Berdasarkan laporan resmi Kementerian Kesehatan RI, tercatat 71 anak-anak meninggal dunia akibat serangan campak dan masalah gizi buruk di Asmat tersebut. (Fuad Rizky)
Terkait :
Ø Campak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar