Kasus Muntaber Bertambah, Kesehatan Kabupaten Keerom Memburuk - YOPEN TERO TABUNI S,Kep.Ns

Senin, 19 Maret 2018

Kasus Muntaber Bertambah, Kesehatan Kabupaten Keerom Memburuk

Image result for Kasus Muntaber Bertambah, Kesehatan Kabupaten Keerom Memburuk
Setelah dilaporkan terdapat 77 balita penderita kasus Muntaber sepanjang bulan April 2016, awal bulan Mei ini kembali 7 balita terserang kasus yang sama dan memperburuk tingkat kesehatan di Kabupaten Keerom yang saat ini tengah hidup tanpa memiliki sumber air bersih yang memadai.
“Penderita muntaber yang terbaru berasal dari Kampung PIR III dan PIR V yang terletak di Distrik Arso Timur. Total sebanyak 84 balita yang terserang penyakit muntaber dari 1 April hingga kini. Gejala penyakit ini adalah deman tinggi, muntah-muntah, dan diare yang berkepanjangan,” kata Kasubag Rekam Medis RSUD Kwaingga, Kabupaten Keerom, Yunince Pabeno dikutip Beritasatu.com, Rabu (4/5) siang.
Dilaporkan juga belasan balita hingga saat ini masih terus mendapatkan perawatan intensif di RSUD Kwaingga yang dibantu dengan 5 tenaga dokter khusus hanya untuk ruang anak-anak atau balita yang terserang penyakit muntaber tersebut.
“Kami telah menyiagakan sebanyak lima tenaga dokter untuk menangani pasien muntaber. Mereka ditempatkan khusus pada sejumlah kamar di ruang anak,” kata Yunince.
Penyebab kasus bertambahnya pasien balita yang terkena penyakit Muntaber tersebut hingga kini masih dalam penyelidikan pihak Rumah Sakit setempat yang telah melakukan penyelidikan sampel feses dari para pasien dan menunggu hasilnya di Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Papua.
Kasus bertambahnya pasien penderita kasus Muntaber di Kabupaten Keerom diduga berasal dari sumber air sumur yang terdapat di wilayah tersebut.
Maklum saja, setelah 13 tahun berdiri sebagai sebuah Kabupaten, Keerom masih terus berjuang untuk memiliki fasilitas sumber air bersih yang memadai.
Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Keerom, Laode menuturkan, pihaknya belum mengambil langkah-langkah khusus untuk menangani peningkatan kasus muntaber di Keerom, karena masih dalam proses penyelidikan sampel.
“Kami telah mengambil sampel air bersih dari sumur milik warga di beberapa kampung, yakni Arso II, Swakarsa, dan Arso VI,” kata Laode.
Untuk mengantisipasi semakin banyak balita diserang muntaber di beberapa kampung se-Kabupaten Keerom. Bupati Celcius Watae mengimbau warganya tidak mengonsumsi air sumur.

“Kami menduga ada virus yang telah mencemari sumur milik warga. Karena itu, saya telah menginstruksikan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Keerom dan Dinas Kesehatan untuk menyelidikinya,” kata Bupati, Selasa (3/5).

Tidak ada komentar: