Setelah dilaporkan terdapat 77
balita penderita kasus Muntaber sepanjang bulan April 2016, awal bulan Mei ini
kembali 7 balita terserang kasus yang sama dan memperburuk tingkat kesehatan di
Kabupaten Keerom yang saat ini tengah hidup tanpa memiliki sumber air bersih
yang memadai.
“Penderita muntaber yang terbaru berasal dari Kampung PIR III
dan PIR V yang terletak di Distrik Arso Timur. Total sebanyak 84 balita yang
terserang penyakit muntaber dari 1 April hingga kini. Gejala penyakit ini
adalah deman tinggi, muntah-muntah, dan diare yang berkepanjangan,” kata
Kasubag Rekam Medis RSUD Kwaingga, Kabupaten Keerom, Yunince Pabeno dikutip
Beritasatu.com, Rabu (4/5) siang.
Dilaporkan juga belasan balita hingga saat ini masih terus
mendapatkan perawatan intensif di RSUD Kwaingga yang dibantu dengan 5 tenaga
dokter khusus hanya untuk ruang anak-anak atau balita yang terserang penyakit
muntaber tersebut.
“Kami telah menyiagakan sebanyak lima tenaga dokter untuk
menangani pasien muntaber. Mereka ditempatkan khusus pada sejumlah kamar di
ruang anak,” kata Yunince.
Penyebab kasus bertambahnya pasien balita yang terkena penyakit
Muntaber tersebut hingga kini masih dalam penyelidikan pihak Rumah Sakit
setempat yang telah melakukan penyelidikan sampel feses dari para pasien dan
menunggu hasilnya di Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Papua.
Kasus bertambahnya pasien penderita kasus Muntaber di Kabupaten
Keerom diduga berasal dari sumber air sumur yang terdapat di wilayah tersebut.
Maklum saja, setelah 13 tahun berdiri sebagai sebuah Kabupaten,
Keerom masih terus berjuang untuk memiliki fasilitas sumber air bersih yang
memadai.
Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten
Keerom, Laode menuturkan, pihaknya belum mengambil langkah-langkah khusus untuk
menangani peningkatan kasus muntaber di Keerom, karena masih dalam proses
penyelidikan sampel.
“Kami telah mengambil sampel air bersih dari sumur milik warga
di beberapa kampung, yakni Arso II, Swakarsa, dan Arso VI,” kata Laode.
Untuk mengantisipasi semakin banyak balita diserang muntaber di
beberapa kampung se-Kabupaten Keerom. Bupati Celcius Watae mengimbau warganya
tidak mengonsumsi air sumur.
“Kami menduga ada virus yang telah mencemari sumur milik warga.
Karena itu, saya telah menginstruksikan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Keerom
dan Dinas Kesehatan untuk menyelidikinya,” kata Bupati, Selasa (3/5).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar