Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Yowari,
Sentani, Kabupaten Jayapura sempat ditutup selama beberapa hari kemarin
lantaran kesalahpahaman salah satu keluarga pasien terhadap pelayanan rumah
sakit.
Direktur
RSUD Youwari dr Michael R. Demetouw menceritakan akibat kesalahpahaman itu,
keluarga pasien melakukan tindakan tidak terpuji dengan ribut dan mengancam
petugas di UGD menggunakan parang.
Kronologis
Awalnya,
Michael mengatakan pada Jumat (12/2) malam seorang pasien datang ke UGD untuk
berobat dengan keluhan susah tidur karena seluruh badannya sakit.
“Karena
mengeluh jadi dokter di ruang poliklinik arahkan perawat untuk kasih obat
neurogial,” katanya, Rabu (17/2).
Obat
yang diberikan inilah yang menjadi penyebab kesalahpahaman karena keluarga
pasien mengira apa yang diberikan pihak rumah sakit adalah narkoba dan bukan
obat.
Michael
juga bingung dari mana keluarga pasien berpikiran seperti itu sehingga datang
dan mengancam petugas di UGD menggunakan parang.
“Keluarga
yang ribut bilang dapat informasi (obat tersebut) dari salah satu keluarganya
yang dokter di RS Dian Harapan,” katanya.
Setelah
mendapat perlakuan tersebut, Michael selaku direktur rumah sakit menelpon
polisi dan memerintahkan agar UGD RSUD Yowari sementara tidak beroperasi karena
masyarakat tidak menghargai dokter dan perawat.
“Tahun
kemarin waktu saya baru masuk jadi direktur rumah sakit ada keluarga pasien
taruh parang di leher seorang mantri baru suruh jahit pasien,” lanjutnya lagi
yang dikutip Antara.
Kejadian
serupa, masih kata Michael terus terjadi dan bukan hanya sesekali namun sangat
sering masyarakat bertindak kasar terhadap petugas.
Sementara
itu UGD RSUD Yowari sendiri telah kembali beroperasi pada Rabu (17/2) kemarin
setelah Bupati Mathius Awoitauw turun tangan untuk membantu penyelesaian
masalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar