Ketua Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan
Papua (UP2KP) Regional Yahukimo, Jhon Ronsumbre menyebut penyakit malaria kini
menjadi momok menakutkan untuk masyarakat di wilayah itu.
Ia
mengatakan sedikitnya sembilan orang dilaporkan meninggal dunia sejak bulan
Desember lalu akibat penyakit tersebut yang juga dipengaruhi buruknya pelayanan
kesehatan.
“Mereka
diduga meninggal karena pelayanan yang kurang efektif, mobile klinik yang tidak
berjalan secara terus menerus kepada masyarakat, juga penutupan pelayanan
kesehatan di rumah sakit dan Puskesmas,” katanya, Jumat (20/2) dikutip Merdeka.com.
Penutupan
pelayanan yang dimaksud terjadi saat Januari kemarin ketika para perawat dan
bidan melakukan aksi mogok kerja.
Mereka
mogok lantaran 30 dokter yang bertugas di RSUD Yahukimo tidak berada di tempat.
“Mantri dan suster juga sama, tidak ada yang mem-back up pelayanan di
Puskesmas,” ujarnya.
Kini
dirinya berharap Bupati terpilih Abock Busup dapat merealisasikan janji
kampanyenya dengan lebih memprioritaskan pelayanan kesehatan di Yahukimo.
Selain
itu hak-hak tenaga medis juga diminta agar selalu diperhatikan karena selama
ini tunjangan yang diberikan belum memadai.
Honorer
di RSUD Yahukimo hanya menerima gaji sebesar Rp. 1 juta dengan biaya tambahan
Rp. 200 ribu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar